Pages

Labels

Senin, 13 Februari 2012

Inilah Sang Pemegang Kunci KA'BAH Di Mekkah

 
Menjadi seorang pemegang kunci Ka’bah memang menjadi impian seluruh umat muslim di dunia. Tapi, jangan salah, orang yang memegang kunci tersebut pastinya memiliki keimanan yang sangat tinggi terhadap Allah S.W.T dan dipercaya dapat mempertahankan posisinya hingga akhir hayat hidupnya. Jabatan itu diberikan langsung oleh Nabi Muhammad setelah menguasai Mekkah ketika itu. Setelah menghancurkan semua berhala dalam Ka’bah dan bangunan itu dimandikan, Nabi Muhammad lalu menyerahkan kunci-kunci pintu Ka’bah kepada Usman bin Taha dan Shaibah, sepupu Usman.


“Kunci ini akan tetap Anda pegang hingga hari kiamat,” kata Nabi. Saat ini, kunci Ka;bah itu dipegang oleh keturunan Shaibah, yakni Syekh Abdul Qadir bin Taha al-Shaibi. Ia bertanggung jawab untuk membuka dan menutup pintu Ka;bah serta mencuci bangunan yang dibuat oleh Nabi Ibrahim itu. “Kunci-kunci ini harus dipegang oleh anggota tertua keluarga, jadi bisa saja ke sepupu saya,” kata Syekh Abdul Qadir.


Ia mengatakan Ka’bah dimandikan dua kali saban tahun, yakni pada 15 Muharam dan permulaan bulan Sya’abn. Acara ini biasanya dihadiri oleh raja Arab Saudi atau Emir Makkah Pangeran Khalid al-Faisal, dan para pejabat senior. Syekah Abdul Qadir mengatakan lantai Ka’bah dari granit berwarna putih dan sebagian dindingnya juga dilapisi granit. Di dalamnya terdapat sebuah hijab berwarna hijau, emas, perhiasan, dan pintu Tobat. Pintu ini terbuat dari emas dan menuju kea tap Ka’bah.



Ia mengungkapkan di dalam Ka’bah terdapat sebuah ubin berwarna gelap yang meruipakan tempat Nabi Muhammad meletakkan kepalanya ketika letih. Terdapat pula sejumlah lampu dari zaman Kekaisaran Ottoman terbuat dari tembaga, perak, dan gelas berhiaskan ayat-ayat Al-Quran. Syekh Abdul Qadir menjelaskan kain penutup Ka’bah (Kiswah) awalnya dibuat di Mesir. Namun setelah kerajaan Arab Saudi berdiri, raja pertama Abdul Aziz membuat pabrik yang memproduksi Kiswah.



Ia menyebutkan tempat tinggal pemegang kunci Ka’bah tadinya di Gunung Safa, dekat Masjid al-Haram. Namun setelah dibongkar akibat proyek perluasan masjid, kediaman Syekh Abdul Qadir dipindah ke kawasan Aziziyah, letaknya lebih jauh dari Ka’bah. Ia berharap pemerintah memberikan rumah yang jaraknya dekat dengan Ka’bah. “Tahun ini saya menyewa sebuah kamar hotel agar bisa dekat ke Ka’bah. Kami biasa tinggal dekat Ka’bah dan tidak ingin jauh,” ujarnya.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Barclays Premier League Table

Translate Here